Suku Batak Simalungun Sumatera Utara

5+ Suku Batak Simalungun Sumatera Utara Terbaru

Diposting pada

VstIndonesia.com – Suku Batak Simalungun di Sumatera Utara merupakan salah satu sub suku Batak yang mendiami Kabupaten Simalungun, dengan kota Pematang Siantar sebagai ibukotanya.

Secara umum orang Suku Batak Simalungun menghuni daerah Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar dengan potensi ekonomi sebahagian besar dari hasil pertanian.

Letak Geografis Kabupaten Simalungun

Secara administrasi Kabupaten Simalungun terletak di Provinsi Sumatera Utara, yang tepatnya berada
di tengah provinsi. Secara astronomis terletak diantara koordinat 2 derajat 36’ – 3 derajat 18’ Lintang Utara dan 98 derajat32’ – 99 derajat 35’ Bujur Timur.

Secara geografis Kabupaten Simalungun memiliki batas :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Serdang Bedagai/Deli Serdang.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Karo.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan/ Batu Bara.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir.

Namun demikian, masyarakat dari suku Batak Simalungun bermigrasi hingga kota Tebing Tinggi,Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang, Batubara dan Asahan.

Dalam literatur asing, khususnya sebelum abad ke-19, orang Simalungun disebut dengan etnis Hataran atau Batak Timur. Hal tersebut disebabkan oleh posisi wilayahnya yang persis berada di sebelah timur Danau Toba.

Di daerah Simalungun seperti Panei, Tanah Jawa, Bah Jambi, Sidamanik, Perdagangan, Bandar, dan lain-lain adalah lahan yang sangat cocok untuk perkebunan.

Sedangkan di Simalungun seperti di daerah Raya, Purba, Silimahuta, Saranpadang, Haranggaol, Tigaras, dan Sipolha sangat cocok dengan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.

Sistem kepercayaan tradisionalnya disebut dengan Habonaron yaitu paham yang mengedepankan kebenaran yang tercermin pada falsafah Habonaron Do Bona.

Sistem pengetahuan terangkum dalam aksara Surat Sapuluh siah (Aksara 19) dengan bahasa dan logat Simalungun sebagai pengantarnya.

Baca Juga : Nagari Pariangan Desa Wisata Terindah Di Dunia

Nama Marga di Suku Batak Simalungun

Marga orang Simalungun seperti Damanik, Saragih, Purba dan Sinaga. Struktur sosialnya adalah Tolu Sahundulan, Lima Saodoran yaitu Tondong, Sanina, Boru, Tondong Ni Tondong dan Boru Ni Boru.

Dalam berperilaku, orang Simalungun selalu dijiwai oleh falsafah Habonaron Do Bona. Dalam hal kegotongroyongan, orang Simalungun mengenal konsep Haroan Bolon (Gotong Royong) dan Sapangambei Manoktok Hitei (Bersama Mencapai Tujuan).

Orang Simalungun dikenal sebagai orang lembut dan sopan bertutur sapa, mereka juga menganut paham kekerabatan patrilineal.

Kerajaan Suku Batak Simalungun

Secara sejarah, orang Simalungun telah mengenal konsep kenegaraan yaitu sistem kerajaan. Tercatat adanya Kerajaan Nagur yang terpengaruh Hindu, Kerajaan Nan Empat, dan Kerajaan Nan Tujuh.

Sistem kerajaan tersebut bercorak kerajaan marga, dimana wilayah dibagi sesuai dengan kekuasaan marga raja.

Kebiasaan Adat Suku Batak Simalungun

Bagi orang Simalungun, Sirih adalah media utama pada setiap perlehatan adat (Horja Adat), baik untuk mengundang, memulai dan mengakhiri perlehatan adat.

Rumah adat Suku Batak Simalungun dikenal dengan Rumah Bolon. Pada era pemerintahan tradisional, Raja memiliki istana yang disebut Rumah Bolon yang berada di pusat pemerintahan (Pamatang), Sedangkan penduduk berada dalam kesatuan daerah yang disebut dengan Nagori (Kampung).

Pakaian Daerah Suku Batak Simalungun

Orang Simalungun memiliki pakaian tradisional yang disebut dengan Hiow. Warna dasarnya adalah Merah, Hitam, dan Putih.

Dalam setiap perlehatan adat, lelaki Simalungun mengenakan destar yang disebut Gotong dan perempuan mengenakan Bulang. Pakaian ini dilengkapi dengan pernak pernik seperti keris, tempat sirih dan selendang.

Pakaian tradisional tersebut dikenakan pada saat upacara Horja Malai Ni Uhur (Sukacita) dan Pusok Ni Uhur (Dukacita).

Siklus hidup utama orang Simalungun adalah Kelahiran, Perkawinan dan Kematian. Kenudian beberapa daur hidup seputar kelahiran meliputi, Manggajangi Jambulan (Potong Rambut), Mangampehon Goran (Memberi Nama), Pa Abinghon (Digendong Orangtua).

Salah satu ciri khas perkawinan orang Simalungun adalah Tinombu.

Dalam hal kematian, bila yang meninggal telah Sayur Matua maka pelayat akan mengenakan semacam destar yang disebut dengan Pursa berwarna putih tanda berkabung. Ukuran Pursa berbeda-beda, sesuai dengan kedekatan terhadap orang yang meninggal.

Seni dan Budaya Suku Batak Simalungun

Tariannyan cenderung lemah gemulai yang di iringi dengan musik khas yaitu Gual (Kesatuan Musik Tiup, Pukul dan Petik).

Biasanya, setiap dapur orang Simalungun selalu memiliki Para Para. Beberapa artifak hasil karya manusia itu, kini banyak disimpan di Museum Simalungun Pematang Siantar.

Beberapa acara tahunan yang selalu dilaksanakan adalah pesta pariama (Panen) dan Rondang Bittang (Malam Budaya).

Salah satu ritual kehormatan yang diberikan kepada orang tua yang sudah ujur adalah Sulang-Sulang Ni Pahompu dan Mambere Duda-Duda (Upacara Pemberian Tempat Sirih dan Destar dari Cucu).

Demikian sekilas megenal Suku Batak Simalungun sebagai salah satu suku di Indonesia yang banyak jumlahnya. Semoga berguna dan jumpa lagi pada informasi selanjutnya…